Ketika saya masih remaja saya ingin sekali menjadi seorang fotografer. Oleh Karena saya berasal dari keluarga yang sederhana, saya pikir saya terlalu berlebihan jika saya meminta sebuah kamera yang bagus kepada Ibu saya. orang tua saya tidak mampu membeli benda mahal seperti itu.

Setelah saya lulus dari SMA untuk pertama kalinya saya mempunyai handphone kamera. Saya sangat senang waktu itu. Saya memotret banyak bunga-bunga, foto diri sendiri, dan semuanya. Tetapi  waktu terus berlalu saya melupakan tentang  mimpi saya untuk menjadi fotografer, saya berpikir itu membutuhkan pelatihan yang sangat banyak dan kamera profesional terlalu mahal, walau bagaimanapun orang tua saya tidak akan mampu membelinya. jadi saya berhenti bermimpi.

Singkat cerita, saya mengikuti YWAM DTS (Sekolah Pemuridan) dan bergabung dalam departemen media di UofN Bali. Di sinilah saya sangat terkagum bagaimana saya dapat belajar fotografer.  Saya juga belajar hal yang lain berhubungan dengan pelayanan)

Empat hal yang Tuhan tunjukkan kepada saya melalui fotografi:

 

1. Tuhan menciptakan setiap pribadi dengan spesial dengan keindahan budaya kepunyaanNya.

Semakin saya memotret wajah-wajah, semakin saya melihat betapa indah dan unik Tuhan menciptakan masing-masing kita. Betapa unik rambut, garis wajah, mata, dan lain sebagainya. Dulu saya berpikir dan menilai orang lain menurut standar duniawi. Sekarang ini, seringkali saat saya memotret, Tuhan menunjukkan kepada saya keindahan dari keberagamanNya dalam menciptakan masing-masing kita.

“Semakin saya memotret wajah-wajah, semakin saya melihat betapa indah dan unik Tuhan menciptakan masing-masing kita.” 

2. Tuhan menciptakan dunia ini dengan keindahan yang luarbiasa.

Di Indonesia, keindahan ini terlihat di dalam bentang darat, pantai-pantai, gunung-gunung dan matahari terbenam. Dulu saya tidak menikmati menatap pemandangannya Tuhan. Dulu saya tidak menyadari betapa indahnya bintang-bintang, matahari terbenam, gunung-gunung, dan pantai-pantai. Tapi sekarang saya terkagum-kagum oleh karenanya. Saya belajar bagaimana karakter Tuhan ketika saya menyadari keindahanNya. Dia kreatif dan dia setia sama seperti matahari terbit dan tenggelam. Saya sudah melihat kasihNya sedalam lautan dan setinggi gunung-gunung. Saya terkagum bagaimana Tuhan telah memakai fotografi untuk membantu saya melihat seperti apa Dia itu.

“Dia kreatif dan dia setia sama seperti matahari terbit dan tenggelam.”

3. Momentum itu berharga

Memotret momentum yang tepat adalah sebuah pengalaman yang tidak tergantikan. Sesuatu terjadi hanya sekali dalam sebuah kehidupan. Setiap momen kehidupan itu berharga untuk saya, ketika saya melihat melalui lensanya Tuhan.

“Memotret momentum yang tepat adalah sebuah pengalaman yang tidak tergantikan.”

4. Masa kecil saya dipulihkan.

Semasa saya masih kecil saya ingin sekali menjadi seorang fotografer dan sekarang ini sedang terjadi. Di suatu titik ketika saya sedang memegang sebuah profesional kamera, Tuhan seolah membawa saya kembali ke masa kecil saya. Ada hal-hal yang dimana saya kira saya tidak akan pernah dapat lakukan. Tetapi sekarang saya melakukannya! Saya terkagum bagaimana cara Tuhan berkerja. Dia memenuhi cita-cita saya dan diwaktu yang bersamaan Dia membuka mata saya untuk melihat uniknya keindahan dan megah, agungnya segala sesuatu yang Dia ciptakan.

Oleh  K. Jelfa – Media Staff

Comments are closed.