Sebagai orang Kristen, sangat penting bagi kita untuk memahami cara pandang dunia. Cara pandang dunia adalah asumsi tidak sadar yang kita miliki tentang cara kerja dunia. Cara pandang dunia seperti kacamata, itu membentuk cara kita melihat dunia. Jika pemikiran kita telah dibentuk oleh Alkitab, maka cara pandang kita akan menghasilkan pemikiran, sikap, kata-kata dan tindakan yang berkontribusi pada kehidupan, kedamaian, dan kemakmuran di dunia ini. Hal ini karena Alkitab didasarkan pada kebenaran. Semakin banyak kebenaran yang kita miliki dalam hidup kita, keluarga kita, komunitas kita, dan bangsa kita, semakin kita akan mengalami hidup dan berkat yang berlimpah dari Tuhan.

Apabila kita tidak memiliki cara pandang yang berdasar pada Alkitab maka yang terjadi adalah kerusakan. Semakin kita membangun hidup kita, masyarakat kita, atau bangsa kita di atas kebohongan-kebohongan, maka semakin banyak kemiskinan, kematian, dan kehancuran yang akan kita alami. Hal ini terjadi karena kebohongan tidak menghasilkan kehidupan. Ini juga berdampak pada bagaimana kita melayani orang lain.

Perintah agung yang diberikan Yesus kepada kita menyampaikan bahwa kita harus mengasihi Allah dan mengasihi sesama kita. Karena itu, kita melihat banyak orang Kristen dan gereja membangun pelayanan dan mengembangkan strategi untuk melayani orang-orang yang membutuhkan. Kita menghasilkan program pemberian makanan, pelayanan kesehatan, program pinjaman-micro, program pendidikan, dll. Kita memiliki pelayanan untuk para tunawisma, tahanan penjara, ke tempat prostitusi, para pengungsi, dll. Tetapi jika kita tidak memiliki pengertian tentang cara pandang, upaya kita akan menjadi sia-sia.

Saya akan memberi contoh. Vishal Mangalwadi adalah seorang guru Kristen dari India yang sering mengajar tentang cara pandang dunia. Vishal terlibat dalam topik ini karena pengalamannya di India bertahun-tahun yang lalu. Ketika dia masih muda, Vishal dan istrinya sedang melakukan pekerjaan pengembangan di antara orang-orang miskin di daerah pedesaan di India. Suatu hari, mereka bertemu keluarga yang putrinya sedang sakit dan sekarat. Vishal dan istrinya membawa anak itu ke klinik dan merawat anak itu di rumah mereka selama sebulan sampai anak itu sehat kembali. Mereka kemudian mengembalikan gadis itu ke keluarganya. Tetapi sebulan kemudian, anak itu sekarat lagi. Sekali lagi Vishal dan istrinya mengambil anak itu dan menanggung biaya perawatan medis dan memberi makanan bergizi. Sekali lagi, mereka mengembalikan anak itu ke keluarga. Diwaktu selanjutnya saat mereka mengunjungi keluarga itu lagi, anaknya sudah mati.

Vishal bergumul dengan hal ini. Bagaimana ini bisa terjadi? Untuk apa semua upaya, perawatan, cinta, energi, waktu dan uang yang ia korbankan? Itu semua sia-sia. Saat itulah ia mendapat pewahyuan dari kuasa akan cara pandang dunia. Keluarga itu berasal dari latar belakang Hindu India, dan dalam budaya mereka, mereka memandang anak perempuan itu sebagai beban.

Cara pandang keluarga itu berbeda dengan Vishal, yang memiliki pandangan alkitabiah. Orang-orang yang memiliki cara pandang alkitabiah percaya bahwa semua orang – tua dan muda, pria dan wanita, kaya dan miskin, setiap suku dan bangsa – diciptakan menurut gambar Allah (Kejadian 1: 26-27). Hal ini berarti bahwa semua manusia memiliki nilai tak terbatas dan harus diperlakukan demikian. Kita tidak memiliki hak untuk membunuh, menindas, memperbudak, merendahkan atau melecehkan manusia siapapun karena mereka memiliki nilai yang tak terbatas.

Gagasan memiliki konsekuensi. Apa yang kita percayai membuat perbedaan besar di dunia ini. Kita bisa melihat dari kehidupan Vishal bahwa ada cara pandang dunia yang menghasilkan kematian dan yang menghasilkan kehidupan. Anda bisa mengambil anak yang sakit itu dan memberikannya kepada keluarga di India yang memiliki cara pandang yang tidak berdasarkan pada Alkitab, dan bayinya meninggal. Atau Anda memberikan bayi yang sama kepada keluarga yang memiliki pandangan Alkitabiah dan bayi itu hidup. Gagasan atau suatu pemikiran memiliki konsekuensi.

Musa di akhir Ulangan menyatakan, “Kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup.” (Ulangan 30:19) Ketika kita memiliki cara pandang yang berdasarkan pada Alkitab, kita mengalami kehidupan. Ketika cara pandang kita tidak didasarkan pada kebenaran, itu menghasilkan kematian.  

Ketika kita berusaha untuk memenuhi Perintah Agung dan mengasihi orang lain, penting bagi kita memahami pandangan dunia dari orang-orang yang kita tolong. Jika kita gagal melakukan ini, resiko kita adalah membuang waktu, energi, keuangan kita dan tidak memiliki dampak. Inilah sebabnya mengapa dalam sejarah kita telah melihat banyak negara miskin menerima bantuan miliaran dolar selama bertahun-tahun tetapi masih terus berjuang dengan korupsi, kemiskinan dan kekerasan. Semua uang yang diberikan, dengan tanpa hasil sedikitpun.

Cara pandangan dunia adalah topik utama yang kami ajarkan di Sekolah Pengembangan Masyarakat (Community Development School). Jika kita ingin melihat bangsa-bangsa ditransformasi, jika kita ingin melihat Kerajaan Allah datang dan kehendak-Nya terjadi di bumi seperti di surga, maka kita perlu mengubah cara pandang orang-orang yang kita layani. Jika Anda memiliki hati untuk melayani orang-orang miskin dan yang membutuhkan, jika Anda ingin diperlengkapi untuk berkontribusi terhadap transformasi masyarakat (komunitas), atau jika Anda ingin mengembangkan lebih banyak pandangan yang alkitabiah dan membangun bangsa kita di atas dasar kebenaran Tuhan, maka saya mendorong Anda untuk datang dan bergabung dengan kami di Bali untuk Sekolah Pengembangan Masyarakat (Community Development School) yang dimulai pada 24 Januari 2020. Mari kita belajar bersama bagaimana bermitra dengan Tuhan untuk membawa Kerajaan-Nya yang baik ke dunia ini.

*** Kisah dari buku Vishal – Truth and Transformation: A Manifesto for Ailing Nations

Comments are closed.